Tim KKN UNNES Semarang Hadiri Kirab Budaya Grebeg Syuro di Banjaragung Bangsri Jepara 

(Foto. Lembaga MA Matoholi’ul Ulum saat mengikuti Kirab Budaya Grebeg Syuro Desa Banjaragung).

 

 

Editor: Miftah

 

 

 

AKTUALBERITA.COM – KABAR JEPARA.

 

 

Yayasan Marga Langit yang berlokasi di Desa Banjaragung, Kec. Bangsri, Jepara Gelar Kirab Budaya yang dimulai dari lapangan Banjaragung menuju komplek yayasan marga langit di dukuh Klumosari, dalam acara ini juga diadakan ruwatan massal, baik ruwatan sengkala maupun sukerta, pada Jumat sore kemarin. Ritual ruwatan ini dihadiri oleh 150 peserta dari berbagai kota di Jawa Tengah, serta beberapa peserta dari negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian acara Grebeg Suro.

Pelaksanaan ruwatan dipimpin langsung oleh Ketua Yayasan Marga Langit, yaitu KRT Hendro Surya Kartiko, S. Sn. Sebelum acara ruwatan dimulai, juga diadakan sunatan massal gratis untuk 6 anak, yang bekerjasama dengan Omah Khitan Jepara, serta pemberian santunan bagi 27 anak yatim.

 

Selain itu, pada Sabtu (29/7-2023) siang, akan dilaksanakan kirab pusaka yang diiringi dengan kirab budaya dari Balai Desa Banjaragung menuju Padepokan Marga Langit. Malam harinya, akan digelar pementasan Wayang Kulit yang menampilkan Dalang Ki Bimo Maulana Rizki dengan lakon Mbengkas Angkara Murka dan Ki Dalang Nuryanto dengan cerita Wiratha Ninggal Janji.

 

 

 

 

KRT Hendro Kartiko menjelaskan bahwa tradisi ruwatan telah ada dalam kehidupan masyarakat Jawa sejak masa Sunan Kalijaga. Tradisi ini merupakan salah satu bentuk ritual penyucian yang dilakukan dengan menggunakan media Wayang Kulit. Rutinitas ini dapat dijalankan oleh orang Jawa ketika mengalami kesialan dalam hidup mereka.

Ia juga menambahkan, meruwat bisa diartikan sebagai cara untuk mengatasi atau menghindari berbagai kesulitan batin melalui pertunjukan atau ritual. Tradisi ruwatan erat kaitannya dengan pertunjukan wayang yang menceritakan tentang Murwakala, yang menjadi awal mula terbentuknya tradisi ini.

Lebih lanjut, KRT Hendro Surya Kartiko, S. Sn menjelaskan bahwa dalam Bahasa Jawa, kata “ruwat” memiliki arti yang sama dengan “luwar”, yang berarti lepas atau terlepas. Dari cerita pewayangan ini, masyarakat Jawa meyakini bahwa tradisi ruwatan memiliki peran yang sangat penting bagi mereka yang menginginkan keselamatan dalam kehidupan mereka.

 

Acara Grebeg Syuro dibuka oleh petinggi Banjaragung, dalam sambutannya petinggi menyampaikan terima kasih kepada semuanya terutama Yayasan Marga Langit yang telah mengadakan acara ini, harapan pemerintah desa supaya semua yayasan dan lembaga sekolah se-desa Banjaragung dilibatkan sehingga secara bisa meriah, imbuhnya.

(Foto. Tim KKN UNNES GIAT 5 saat mengikuti acara kirab budaya grebeg syuro).

 

 

Wisnu selaku ketua tim KKN UNNES GIAT 5 Semarang mengatakan saya sangat senang melihat perkembangan budaya yang ada di desa Banjaragung, karena dalam acara ini banyak dihadiri elemen masyarakat biasa dan tokoh, sehingga kami mengambil hikmah dari kegiatan lewat budaya ini, karena bisa mempersatukan kerukunan masyarakat sekitar, imbuh Wisnu.

 

Sumber. AB.

Array
Related posts