Ribuan Masyarakat Hadiri Pengajian Ning Umi Laila,di Haul KH Nursyid ke-9 Tahun, di Desa Banjaragung Bangsri Jepara

Editor -Reporter; Miftah 

 

Aktual-Berita.com | Jepara.

 

Sholawat dan do’a bersama dipanjatkan ribuan jamaah di Masjid Al Khoirot, dukuh Sidomulyo RT 05 RW 04 desa Banjaragung Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Jawa Tengah. Ribuan orang yang terdiri dari masyayikh dan masyarakat, tumpah ruah di halaman masjid tersebut dalam rangka Houl KH Mursyid yang ke 9 (sembilan) tahun.

 

Acara dimulai hari Senin (24/6/2024), mulai dari ziarah bersama jam’iyyah ibu ibu, Sholawatan Hadroh El Mawaddah dan terbang telon, kemudian dilanjutkan pada hari Selasa (25/6/2024) dengan pembacaan nama arwah pada houl massal sehabis jama’ah Sholat Subuh, dilanjut kemudian pada sore harinya ziarah umum di makam KH Mursyid dan sebagai puncak acara pada malam hari diadakan pengajian umum bersama ning Umi Laila dari Surabaya, Selasa (25/6/2024).

Diketahui dari Ustadz Misbahuddin yang merupakan putra mbah KH Nursyid, bahwa mbah KH Nursyid namanya tertulis Nursjid (menggunakan ejaan lama) merupakan salah seorang pengurus di Yayasan Tarbiyatul Islam Matholiul Ulum (Yatimu) yang berdiri pada tahun 1960-an akhir.

 

Meski beliau bukan orang yang pertama, tetapi dapat dikatakan sebagai generasi awal yang menjadikan Yatimu mulai berkembang sangat pesat.

 

Mbah guru Nursyid, begitu masyarakat memanggilnya, lahir pada 5 Juli 1937 di Dukuh Sidomulyo, Banjaran utara yang sekarang dikenal dengan nama desa Banjaragung.

 

Ayah beliau adalah bapak Ja’fari, salah seorang perintis madrasah diniyah di Dukuh Klumo bersama dengan teman-temannya diawal tahun 1950-an.

Secara garis keturunan, mbah guru KH Nursyid memiliki hubungan dengan Kiai Ahmad Yusuf, salah satu ulama generasi pertama di Banjaragung era pertengahan 1800-an.

 

Di samping pendidikan dari lingkungan keluarga, mbah Nursyid juga nyantri di Pesantren Balekambang Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara.

 

Selesai dari Balekambang, KH Nursyid melanjutkan nyantri kepada KH Kholil di Bangsri, selanjutnya nyantri lagi kepada KH Misbahuddin di kota Pekalongan.

 

Mbah guru KH Nursyid juga menempuh pendidikan formal setingkat muallimin atau madrasah Tsanawiyah di Bangsri. Pendidikan itu ditempuh bersamaan dengan nyantri di KH Kholil Bangsri. 

Sepulang dari pesantren, sekitar pertengahan tahun 1950-an, mbah guru KH Nursyid menikah dengan Ny. Sayidah dan berkiprah mengajar di kampung halamannya melalui di dunia pendidikan, demikian disampaikan secara ringkas oleh ustadz Miftahussururi, tanpa mengurangi esensinya. 

 

Acara Pengajian Akbar dalam rangka Houl ke-9 KH Nursyid tahun 2024 malam ini, diadakan oleh Ikatan Remaja Masjid (IRMAS) bersama Alumni Santri Masjid Al Khoirot adalah sebagai wujud syukur murid terhadap mbah guru KH Nursyid. 

 

Muhammad Soim selaku ketua panitia kegiatan mengatakan, “Mudah-mudahan dengan kegiatan Haul seperti ini bisa membawa kebaikan bagi masyarakat dan mendapatkan keberkahan dunia dan akhirat. InsyaAllah acara haul mbah guru KH Nursyid ini akan diadakan setiap tahunnya atas dasar kesepakatan panitia dan alumni santri masjid Al Khoirot,” ujarnya.

 

Ia juga menambahkan, “Kegiatan setiap tahun ini berbeda-beda, terkadang kita buat sangat sederhana, tetapi terkadang kita membuat kegiatan yang besar seperti yang kami lakukan saat ini, dengan menghadirkan penceramah ning Umi Laila dari Surabaya,” imbuh Soim dalam keterangan yang disampaikan kepada awak media.

 

Perlu diketahui, Umi Laila memiliki nama lengkap Ummi Lailatul Rahmah Hadi. Ia lahir di Surabaya, 8 Agustus 2000, dan saat ini berusia 23 tahun.

 

Gadis yang kerap disapa Ning Umi Laila ini tercatat baru saja menyelesaikan pendidikannya di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, ia lulus sebagai Sarjana Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK).

 

Umi Laila merupakan anak sulung dari pasangan Almarhum Edy Rahmatullah (Kiai Granat) dan nyai Sulastri.

 

Ayahnya merupakan salah satu pengurus Nahdlatul Ulama di Surabaya sekaligus pemuka agama yang cukup terkenal di Jawa Timur. Sementara itu, ibunya juga seorang pendakwah.

 

Umi Laila tercatat memiliki dua adik laki-laki, yang bernama Nabil Rahmatullah dan Ali Ziviar Rahmatullah.

 

Perjalanan Umi Laila Menjadi Pendakwah, 

 

Terlahir sebagai anak seorang mubaligh membuat Umi Laila begitu terbiasa dengan lingkungan yang agamis. Namun, ia dulunya tak pernah tertarik untuk ikut berdakwah seperti sang orang tua.

 

Pemikiran tersebut akhirnya berubah saat Umi Laila yang masih duduk di kelas 2 SMP diminta oleh ayahnya untuk mengisi pengajian yang sudah dijanjikan. Pada waktu itu, ayah dan ibunya jatuh sakit, sehingga dirinya tak bisa menolak permintaan tersebut.

 

Semoga pelaksanaan Houl mbah KH. Nursyid tahun ini lebih bermakna, bermanfaat dan berarti. Sehingga umat Islam yang hadir dapat mengambil hikmahnya dan mendapatkan barokahnya serta senantiasa dapat melaksanakan risalah Nabi Muhammad SAW.

(Arif M)

Array
Related posts