Editor – Reporter: Miftah
Aktual-Berita.com– Jepara,
Dalam rangka memperingati haul cikal bakal pendiri dan satu abad masjid Jami’ Roudlotul Falah Sekuro Jepara di peringati dengan menghadirkan para tokoh, ulama, kiyai, cendikiawan se-desa Sekuro, kecamatan Mlonggo, kabupaten Jepara.
Dalam memperingati haul, telah hadir para pengurus Masjid Jami’ Roudlotul Falah Sekuro pada Jami’ ah pengajian di Minggu pagi. Petinggi Desa Sekuro, Ali Sochib Spd, ketua NU kecamatan Mlonggo, Solichan, ketua NU ranting Sekuro, Achmad Rofiq, Spd dan para tokoh agama, tokoh masyarakat se-desa Sekuro.
Ketua Ta’mir masjid Jami’ Roudlotul Falah Sekuro, Drs Gunawan Spd, Mpd di hadapan awak media mengatakan bahwa, dalam rangka memperingati seratus abad berdirinya Masjid Jami’ Roudlotul Falah, Desa Sekuro sengaja mengundang para tokoh untuk bersama mengenang sejarah berdirinya Masjid Roudlotul Falah Sekuro.
Foto, para tamu dari tokoh masyarakat, agama, cendikiawan, Kyai dan warga Desa Sekuro, Kecamatan Mlonggo, Jepara.
Gunawan menceritakan secara singkat berdirinya Masjid Jami’ Roudlotul Falah Sekuro, “Masjid ini didirikan pada hari Ahad Kliwon tanggal 1 Rajab 1343 Hijriah tepatnya tanggal 21 Pebruari 1925 M. Untuk perintis atau pelopor pendiri masjid tersebut adalah Mbah Achmad Waridin dan Mbah Mariyadi Maladi, ” ujarnya, Jum’at (21/2) pagi.
Ia menambahkan, “Bangunan masjid mulanya dari rumah biasa yang di beli dari dukuh Sekembu, Desa Bandengan Jepara yang membeli namanya Mbah Achmad Waridin dan yang menyediakan tanah ialah Mbah Mariyadi Maladi, ” imbuhnya.
Selain itu, tokoh lainnya yang ikut membantu berdirinya masjid tersebut di antaranya ada Mbah Marijan, Mbah H. Sirad, Mbah Achmad Sholeh dan lainnya.
Lebih lanjut, cerita Gunawan, “Untuk angkut rumah tersebut dari dukuh Sekembu ke Desa Sekuro menggunakan Cikar Gerrit sebanyak 20 buah Cikar dengan jalan beriringan. Setelah sampai di Sekuro rumah yang berbentuk joglo di rubah menjadi bentuk masjid dan di beri puncak atau Pekik, ” jelasnya.
Tak hanya itu, lanjut Gunawan, “Soko guru, pintu, dinding gebyok, serambi pendopo, semuanya masih asli kayu jati kuburan adapun susunan panitia pada saat itu secara sederhana meliputi; ketua Mbah Achmad Waridin, wakil ketua Mbah H. Siradj, bendahara Mbah Mariyadi Maladi di bantu Mbah Marjan dan Mbah Sholeh dan lainnya, ” terangnya.
Pada saat itu, Kiyai Masyidin dari Desa Gemulung, Pecangaan di tetapkan sebagai imam Masjid dan diberi wakaf tanah untuk tempat tinggal dari Mbah Marjan.
Peringatan cikal bakal pendiri dan seratus tahun tepatnya pada tanggal 21 Pebruari (ejaan lama) 1925 dan kini diperingati pada tanggal 21 Februari 2025 masjid Jami’ Roudlotul Falah di tandai dengan pemasangan Mustoko Masjid yang sebelumnya terbuat dari logam dan kini diganti dengan Mustoko yang baru duplikasi dari karya Kanjeng ibu Ratu Kalinyamat yang terbuat dari tanah liat dari Desa Mayong yang di pasang pada tanggal kembar 99 yakni Sabtu 9 Masehi dengan memasang atau menyatukan kembali sebagai simbol pembaharuan dan simbol angka tertinggi yang kita maknai 99 Asmaul Husna dan 1 Ahad Allah berjumlah seratus sesuai dengan momentum peringatan yang saat ini yaitu 100 tahun.
“Itulah sejarah singkat berdirinya Masjid Jami Roudlotul Falah Sekuro, ” pungkas Gunawan.
Setelah itu, acara ditutup dengan ceramah agama yang di sampaikan oleh Kiyai Sofyan Choirudin dari kota Semarang.***
Sumber: G7/AA.